Ini 3 Prinsip “Kuningan Beu” Gaya Akademisi, Terkandung Pesan Bagi Bupati Kuningan 2024
KUNINGAN sudah ulang tahun lagi. Momentum bersejarah berulang dengan suguhan agenda beragam sebagai upaya menyambut hari keramat itu. Dikatakan hari keramat karena di hari itu “Kuningan” tempat dimana kita lahir dan bertumbuh kita berada. Lemah cai adalah sebutan lazim bagi kita ketika menyematkan untuk tempat lahir dan kembali kita. Alasan inilah yang menguatkan kepada kita bahwa Kuningan adalah tempat yang wajib kita rawat dan ruwat.
Usia memang sudah sangat tua jika dalam hitungan. Akan tetapi, itu usia Kabupaten Kita, bukan usia manusia yang hidup hanya dalam periode tertentu, begitu juga menjabat hanya pada masa tertentu, yang ada saatnya segera berakhir. Usia tua, muda atau dewasa merupakan simbol keberhasilan suatu kelompok manusia yang mampu menghantarkan kebahagiaan yang sejajar diantara manusia lainnya.
Kebahagiaan itu identik dengan idealita peningkatan kompetensi dan skil SDM, peningkatan daya beli publik, kemajuan pembangunan infrastruktur daerah, keterbukaan forum publik dalam konteks pembangunan daerah, dan pengelolaan kekayaan daerah yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat di dalamnya.
Maka, parameter kemajuan Kabupaten Kuningan dapat dilihat dari dua sisi komparasi; Kuningan dari masa ke masa, dan Kuningan dalam perbandingan dengan Kota atau Kabupaten lain. Dua komparasi ini merupakan alat ukur sederhana bagaimana kita melihat dan menilai Kabupaten Kuningan sebagai Daerah Berkembang atau Maju. Tanpa mengabaikan peran serta para pemimpin daerah terdahulu dan kini, pemerataan pembangunan (baik fisik maupun non fisik) harus dilakukan secara seimbang sebagai upaya menjangkau kemajuan itu. Kemajuan sebuah daerah harus tercitrakan dari sejahteranya maayarakat yang ada di dalamnya.
Tagline ‘Kuningan Beu’
Terlepas dari tafsir murni oleh Sang Penggagas ‘Beu’, dengan penuh maaf, penulis juga ingin menambahkan nilai dalam tafsir lain. Relasi BEU dengan Kuningan kini, penulis coba maknai dalam konteks Kuningan menuju Kabupaten Maju. BEU dalam padanan Breakthrough, Evolution, and Unthinkable. Breakhthrough secara sederhana kita pahami sebagai langkah berani dalam melakukan terobosan. Terobosan lazim dipahami sebagai langkah berani yang bisa dilakukan oleh seseorang di luar keumuman.
Langkah-langkah ini dalam bentuk program yang mampu melampaui standar. Sementara Evolution kita pahami sebagai progres kehidupan secara bertahap dan terstruktur. Dalam sudut terminologis, hal ini dipahami sebagai langkah strategis pembangunan Kuningan yang berdasarkan pada tahapan yang matang, rasional dalam perencanaan, dan realistik dalam pelaksanaan. Dan terakhir, yaitu Unthinkable.
Membangun Kabupaten Kuningan tidak sekedar dengan rencana yang baik untuk kelak dilaksanakan. Akan tetapi, memprediksi atau menganalisis gejala yang menjadi penyebab kegagalan mesti dilakukan pula. Banyak kegagalan yang terjadi dalam tataran teknis bahkan menjadi masalah besar diakibatkan karena kita tidak menyadari bahwa semua program tetap ada celah ‘Unthinkable’ atau di luar perencanaan.
Pesan Untuk Calon Pemimpin
Setidaknya, calon pemimpin masa di depan Kuningan harus mampu memiliki terobosan program (breakthrough) yang tidak sekedar mengulang kegiatan masa lalu semata, mampu merencanakan dan mengeksekusi program secara terstruktur/regulation based (Evolution), dan mampu menaklukan masalah yang akam terjadi tanpa diprediksi (Unthinkable). Ketiga prinsip BEU ini dapat dijadikan suplemen dalam tata kelola pemerintahan di masa mendatang.
Di usia 526 tahun, Pembangunan Kuningan terus melaju, bersaing keras dengan Kota dan Kabupaten lainnya. Akan tetapi, apakah pembangunan di Kabupaten Kuningan juga berbanding lurus dengan kesejahteraan rakyat di dalamnya? Apakah kemajuan maupun popularitas Kuningan juga atas peran serta rakyat di dalamnya sehingga literasi ‘lemah cai’ rakyatnya meningkat pula?. Pertanyaan sederhana ini setidaknya menjadi fondasi dalam meramu visi misi para pemimpin masa depan Kuningan. Esensi pembangunan Kuningan adalah dengan hadirnya kebijakan yang memberikan ruang kepada masyarakat Kuningan.**
Dr H Nanan Abdul Manan, MPd
Akademisi Kuningan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.