INILAHKUNINGAN– Kisruh di tubuh DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, membuat Eks Pengurus DPD KNPI Periode 2020-2023, Oki Rohmania, ikut prihatin.

Mantan Pengurus Aktif Bidang Pemuda dan Olahraga KNPI tersebut, menyoroti gaya kepemimpinan dan sikap Ketua KNPI Kuningan Bung Ajay yang keliatan reaktif dan cenderung emosional.

“Saya membaca dimedia belakangan ini terkait kisruh KNPI justru malah heran dan aneh dengan statement yang dilontarkan oleh ketua KNPI,” ungkap Oki Rohmania, Rabu (26/3/2025), kepada InilahKuningan

Menurut dia, KNPI adalah wadah berhimpun organisasi kepemudaan, dengan latar belakang warna ideologi dan fatsun organisasi berbeda-beda. Tentu dibutuhkan seorang nakhoda yang bisa mengayomi dan berdiri dalam harmoni keberagaman. Bukan terkesan egois dan antrikritik.

Seorang ketua tentu representasi dan simbol kematangan berorganisasinya pemuda. Cara menyikapi persoalan, cara merespon kritik yang tentunya harus lebih bersikap terbuka dan bijak.

DPK yang merupakan kepanjangan tangan DPD tentu mempunyai hak menilai, mengevaluasi dan harus direspon sebagai upaya untuk otokritik demi kemajuan  organisasi.

“Saya melihat sikap teman-teman DPK sudah tepat. Apalagi atas seizin ketua. Kritik dan masukan mereka harusnya dijawab dengan bijak dan disambut sebagai masukan untuk kemajuan organisasi. Pesannya tentu sederhana, mereka ingin adanya  komunikasi antara DPD dengan para Ketua  DPK,” kata Oki Rohmania

Alih alih menyambut positif evakuasi DPK, ketua KNPI justru memberikan respon subjekti. Apalagi sampai mengemukakan persoalan pribadi.

“Saya kira sangat kurang etis dilontarkan oleh seorang ketua, apalagi aspirasi datang dari struktur dibawah DPD KNPI yang menjadi kepanjangan tangan DPD. Ini kan justru memunculkan pertanyaan ada apa sampai mereka menyampaikan evaluasi. Berarti ada persoalan yang harus segera diselesaikan,” tandas pria berjanggut ini

Oki Rohmania mengakui, memang belum lama berkiprah di KNPI. Masih banyak senior-senior yang sudah matang dan sekarang menjadi  alumni KNPI dan mereka pastinya menaruh perhatian terhadap kemajuan KNPI. Namun siapapun yang pernah menjadi aktifis KNPI, Ia  kira akan bersepakat bahwa, dinamika ditubuh KNPI hal yang lumrah, namun tentunya seorang ketua harus hadir sebagai figur yang benar-benar layak memimpin para pemuda yang heterogen. Tidak bisa disamakan dengan cara memimpin satu desa atau satu RT sekalipun.

Kalau belakangan ketua KNPI sangat apresiasi terhadap Bupati DRY, tentunya harus belajar juga dari DRY yang notabene pernah menjadi ketua KNPI dimasanya yang konon KNPI hidup dan pengurusnya guyub. Siapa tahu nasib serupa bisa menjadi pemimpin masa depan Dan setiap orang yang mengkritik, jangan dilihat siapanya. Tapi bagaimana merespon hal tersebut menjadi otokritik demi kemajuan organisasi./tat azhari