Kecewa, Cabor Wushu Tuntut Pengurus KONI Kuningan Dibubarkan, Percepat Musorkablub!
INILAHKUNINGAN– Distribusi dana bantuan pembinaan atlet cabang olahraga (cabor), yang jomplang dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Kuningan, membuat Pengurus Cabang (Pengcab) Wushu Kuningan meradang.
“Sikap KONI Kuningan sudah menyepelekan potensi kami (Wushu,red). KONI menganggap Cabor Wushu bukan prioritas. Sehingga tidak perlu mendapatkan dana pembinaan. Padahal sejak dilahirkan Tahun 2017 dan dua kali mengikuti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), Wushu sudah memberikan medali perak dan dan perunggu,” tandas Ketua Bidang Organisasi Pengcab Wushu Kuningan, Solehudin, Kamis (15/5/2025), kepada Inilahkuningan
Cabor Wushu Kuningan jelas merasa kecewa dengan ucapan dari Bendahara KONI, bahwa dana hibah APBD Kuningan 2025 sebesar Rp500 juta hanya untuk atlet berprestasi. Dengan alasan pemda belum mencairkan dana hibah ke KONI. Perkataan itu menyakitkan pengurus Pengcab Wushu dan para atlet yang tengah digembleng untuk persiapan Babak Kualifikasi (BK) Porprov Jabar.
Diingatkan Solehudin, BK akan dilaksanakan Oktober 2025. Pengcab Wushu pun, tentu butuh dana untuk pembinaan supaya atlet termotivasi dan memberikan kemampuan terbaiknya. Apalagi pihak KONIKuningan menargetkan raihan medali.
“Jelas kebijakan ini kontraporduktif dengan hasil rapat Oktober 2024, Tim Binpres KONI menargetkan minimal satu emas,” tandasnya, berapi-api.
Didin Syafarudin, Ketua Bidang Diklat menambahkan, bahwa Atlet Wushu Kuningan banyak yang di luar kota karena mereka mengikuti kuliah di perguruan tinggi negeri seperti UPI Bandung. Artinya mereka harus diperhatikan serius masalah sandang, pangan serta tempat latihannya harus dibayar. Tanpa dukungan dana, tentu mereka tidak bisa berlatih.
“Kita berikan menu latihan fisik dan teknik setiap bulan dan dipantau melalui rekaman video untuk bahan evaluasi. Nah mereka menggunakan alat orang lain, tempat latihan juga punya orang lain. Apakah gratis juga? Kan tidak, jika pengcab mengalami kekosongan keuangan, tentu mereka memakai dana pribadinya sebab pengcab terbatas sumber keuangannya,” ungkap dia
Belum lagi atlet latihan di Kuningan. Ingat, tidak semua atlet memiliki kemampuan keuangan keluarga yang baik. Butuh dukungan dari semua pihak. Apakah persoalan di lapangan diperhatikan juga oleh KONI yang konon katanya akan melakukan monitoring kepada cabor-cabor. Itu hanya omdo. Tak ada perhatian dari KONI Kuningan kepada cabor dan atlet yang konon katanya tidak perioritas tapi dituntut meraih medali.
“Kami menuntut KONI Periode 2023 – 2027 harus dibubarkan dan percepat Musorkablub. Sebab mereka tidak memperdulikan cabor dan atlet yang tengah memersiapkan diri BK Porprov Tahun 2025,” tegasnya./tat azhari

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.