3 Tahun Bansos PKH Warga Desa Wanasaraya Kuningan Disunat, Siapa Bertanggungjawab?
INILAHKUNINGAN- Dugaan kasus sunat bansos Program Keluarga Harapan (PKH) kembali terjadi di Desa Wanasaraya, Kecamatan Kalimanggis, Kabupaten Kuningan. Penerima Manfaat (PM), Junaedi bahkan mengaku pernah unjuk rasa ke pemerintahan desa.
Junaedi mengaku sejak 2019, mendapat bansos PKH Rp1.650.000, tapi sejak kartu ATM termasuk PIN dipegang agen, Ia dapatnya hanya Rp1.350.000. Sudah sangsi. “Dari awal kartu ATM dipegang sama agen, semua PM itu, termasuk PIN, saya sudah curiga. Beda jumlah cairnya, tidak sama dengan pertama,” ungkap Endi, sapaan akrabnya, di rumahnya, Selasa (14/06/2022) kepada InilahKuningan
Pernah Ia dapat celah sekitar 22 Februari 2022, agen memberikan kartu ATM kepada dirinya, kemudian 1 hari setelahnya kartu ATM kembali diminta agen. Tapi sebelum diberikan Ia menyempatkan diri menggesek untuk mengecek dulu, ternyata ada saldo Rp1.725.000. Jumlah itu, sama dengan yang pertama kali cair.
Tapi Ia tidak mengambil uang itu. Ia kemudian kembali memberikan kartu ATM miliknya ke agen karena diminta. Tapi agen dengan struknya, ternyata tetap hanya memberikan uang pencairan Rp1.350.000.
Penasaran, Ia pun mencoba menanyakan kepada keponakan yang kebetulan bekerja di BNI, apakah kartu ATM PKH bisa di print out atau tidak, ternyata jawabnya bisa. Saat keluar print out 2021, ternyata angkanya dari pertama betul Rp1.725.000. Sedangkan 2019 tidak bisa diprint out karena sudah kelamaan.
“Ternyata aslinya Rp1.725.000, tapi diberikan agen ke saya hanya Rp1.350.000. Bukti print out ada semua di saya,” ucap ayah beranak 4 itu, sambil menunjukann print out kartu ATM BNI
Atas dasar itulah, Ia unjuk rasa ke desa untuk meminta penjelasan. Setelah didesak, pendamping akhirnya menerima kesalahan. Ia berkilah melakukan kesalahan itu, karena kena tekan dari sana-sini. Apakah sudah minta pergantian uang, Endi mengaku sudah mempertanyakan itu, tapi pendamping jawabnya punya atasan. Atasannya juga punya atasan. Jadi tidak bisa mengembalikan kekurangan dana PKH miliknya. “Bagi saya, yang penting sudah terus terang lah,” ujar Endi
Menurut Endi, banyak PM lain juga bernasib sama seperti dirinya, tapi persoalannya mereka tidak berani protes. Ia hanya ingin dari sekarang kedepan, kartu ATM jangan dipegang sama agen. PM harus datang ke agen, gesek sendiri. “Jangan sampai kartu ATM dipegang agen. Enak saja,” celetuknya./tat azhari

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.