INILAHKUNINGAN- Menjelang berakhirnya tahun, aktivis sosial dan keagamaan Ustadz Luqman Maulana menyampaikan pesan reflektif sekaligus peringatan moral kepada seluruh elemen masyarakat, khususnya Bupati dan Wakil Bupati Kuningan sebagai pemimpin daerah.

Pesan ini disampaikan sebagai ikhtiar mengingatkan bahwa jabatan dan kekuasaan bukan sekadar amanah administratif, melainkan tanggung jawab besar yang akan dimintai pertanggungjawaban, bukan hanya di hadapan manusia, tetapi juga di hadapan Tuhan, lingkungan, dan generasi masa depan.

Ustadz Luqman menegaskan pentingnya menjadikan nilai-nilai agama sebagai koridor utama dalam menjalankan kepemimpinan. Ia mengutip sebuah hadis Nabi Muhammad SAW yang kerap dijadikan pedoman dalam tradisi keilmuan Islam.

“Dua golongan manusia, jika mereka baik (salih), maka baik pula seluruh manusia, dan jika mereka rusak (fasid), maka rusak pula seluruh manusia: para ulama dan para pemimpin (umara/amir),” katanya

Menurutnya, hadis tersebut menegaskan posisi strategis dua pilar utama dalam kehidupan umat. Ulama berperan sebagai penunjuk arah kebenaran dan penjaga nilai, sementara pemimpin bertugas menegakkan keadilan dan memastikan kemaslahatan bersama melalui kebijakan publik.

“Ketika ulama tetap teguh pada ilmu dan keikhlasan, tidak tunduk pada hawa nafsu kekuasaan, dan ketika pemimpin berlaku adil serta bertakwa, maka masyarakat akan berjalan di jalur yang benar,” ujar Ustadz Luqman

“Sebaliknya, jika keduanya rusak—ulama mengkhianati amanah ilmu dan pemimpin menyalahgunakan wewenang—maka kerusakan sosial, ketidakadilan, dan krisis moral tak terelakkan,” tambah dia

Ia menambahkan, hadis tersebut diriwayatkan dalam berbagai redaksi—menyebut ulama dan sultan atau ulama dan raja—dengan sanad yang diperkuat oleh sejumlah ulama hadis. Substansinya sama: kebijakan dan sikap moral para pemegang otoritas ilmu dan kekuasaan akan menentukan wajah masyarakat secara keseluruhan.

Dalam konteks daerah, Ustadz Luqman mengingatkan bahwa setiap kebijakan pemerintah daerah harus mempertimbangkan dampak jangka panjang, bukan hanya keuntungan sesaat. Amanah kepemimpinan, katanya, mencakup tanggung jawab menjaga keseimbangan lingkungan, melindungi sumber daya alam, menegakkan keadilan sosial, serta memastikan bahwa pembangunan tidak mengorbankan masa depan anak cucu.

“Jabatan itu sementara, tapi dampak kebijakan bisa berlangsung puluhan bahkan ratusan tahun,” tegasnya. “Maka setiap keputusan harus lahir dari rasa takut kepada Allah, rasa malu kepada rakyat, dan kesadaran bahwa alam pun memiliki hak untuk dijaga,” ujarnya, mengingatkan

Menutup pesannya, Ustadz Luqman mengajak para pemimpin daerah untuk menjadikan akhir tahun sebagai momentum muhasabah. Evaluasi diri, perbaiki niat, luruskan kebijakan, dan perkuat sinergi dengan para ulama serta masyarakat sipil demi terwujudnya Kuningan yang adil, lestari, dan diridhai Allah.

“Jika pemimpin dan ulama berjalan seiring dalam kebaikan, Insya Allah masyarakat akan ikut baik, dan masa depan daerah ini akan lebih terjaga,” pungkas Ustad Luqman./red