Tokoh Kemasjidan Kuningan Konsolidasi, Siapkan Pilot Project Kojamas
INILAHKUNINGAN- Ratusan tokoh kemasjidan, dalam Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Kuningan berkumpul, dalam tajuk Silaturahmi Konsolidasi, dan Kajian Masjid (SKKM), di Arunika Eatry Resto, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Rabu (15/02/2023).
Tampil sebagai Pencerah, 3 Dewan Pakar DMI Kuningan. Ialah H Rokhmat Ardiyan, Dr H Iskandar dan Ustad Yogi Tyandaru. Disamping ada Ketua DMI Dr H Ugin Lugina dan Wakil Ketua 3 Bidang Spiritual DMI, H Dadan.
Kajian DMI sendiri, menekankan penguatan kemakmuran masjid. Artinya, memakmurkan masjid dan dimakmurkan masjid. Sisi fiqih jual beli di lingkungan masjid, pun dibedah. Termasuk pemberdayaan keropak infaq masjid guna memecah persoalan ekonomi umat. Sehingga dari masjd bisa terlahir cendekiawan berakhlaq mulia dan berjiwa entreupener.
“Bayangkan, di Kuningan ada 3.760 masjid. Kalau 1 bulan setiap masjid mengumpulkan Rp100 ribu dari keropak infaq masjid saja, total jadi Rp376 juta. Itu minimalnya. Kalau dimaksimalkan, setiap Minggu atau setiap hasil keropak masjid sholat Jum’at Rp100 ribu, dikalkulasikan 1 bulan mencapai Rp1,5 miliar. Angka tersebut, bisa membangun usaha ekonomi kemasjidan, misal mini market. Itu 1 bulan. Kalau setahun, bisa mendirikan 12 mini market. Libatkan saya dalam strategi manajemen keuangannya. InsyaAllah, saya bantu,” tegas Dewan Pakar DMI Kuningan, H Rokhmat Ardiyan, nada optimis, usai SKKM, kepada InilahKuningan
Dewan Pakar DMI Kuningan Dr H Iskandar mengingatkan, fungsi masjid zaman Nabi Muhammad SAW dulu, adalah ibadah, tarbiyah dan pemberdayaan umat. Sejak dulu, pemberdayaan umat ini berawal dari masjid, tapi saat ini terabaikan. Hanya ibadah sama tarbiyah saja. Tarbiyah pun sebatas belajar mengaji.
“Maka betul, potensi kencleng (keropak infaq,red) masjid itu, bisa diberdayakan, apabila ada perubahan mindset para pengurus masjid. DMI ingin ada perubahan mindset itu. Sehingga masjid bisa menyentuh pemberdayaan ummat,” tegas Mantan Rektor Universitas Kuningan itu
Sebagai langkah, DMI Kuningan akan mencipta pilot projek sebagai pemberdayaan ekonomi umat melalui kencleng. Kalau menjadi contoh baik, pasti diikuti masjid lain. “InsyaAllah, dimulai tahun ini,” ucap Iskandar, diamini Ketua DMI Kuningan, Dr Ugin Lugina
Ketua DMI Kuningan Dr H Ugin Lugina menjelaskan, bahwa mindset dimaksud dasarnya adalah pengembangan fiqih. Dimana, selama ini uang keropak hanya untuk fisik seperti karpet, cat, bangunan. Padahal untuk SDM, seperti kaderisasi masjid, guru ngaji, tamir masjid sebagai Muadzin dan Imam, juga harus diberdayakan. Termasuk pengembangan ekonomi.
“Maka ketika DMI mewadahi masjid-masjid untuk membuat kesatupaduan, harus juga diarahkan untuk pemberdayaan ekonomi umat Islam,” tandas Dr Ugin
Misal masjid-masjid mendirikan SPBU, atau toko kebutuhan pokok masyarakat, itu terobosan. Sebab juga, ternyata ada DKM 1 bulan punya penghasilan Rp8 juta dari keropak infaq saja, belum ke pengembangan ekonomi umat.
“Untuk pemberdayaan ekonomi umat melalui kemasjidan ini, kita merancang koperasi masjid. InsyaAllah, namanya Koperasi Jamaah Masjid atau Kojamas,” sebut Dr Ugin, seraya menyatakan, bahwa DMI akan terus bersilaturahmi untuk pekerjaan mulia ini ke banyak stakeholder. Selain para tokoh pengusaha, juga pemerintah daerah./tat azhari

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.