INILAHKUNINGAN- Forum Group Discussion (FGD) bertajuk “Peta Potensi Pertanian dan Peternakan untuk Menjaga Stabilitas Inflasi Kabupaten Kuningan, di Puspa Siliwangi, Jumat (17/01/2025), mengungkap 7 masalah pertanian di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Kadis Ketahanan Pangan dan Pertanian Dr Wahyu Hidayah menekankan pentingnya sinergi untuk mengoptimalkan sumber daya lokal.

“Kabupaten Kuningan memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Dengan perencanaan  matang, kita dapat memanfaatkan potensi ini untuk menjaga kestabilan harga komoditas dan meningkatkan kesejahteraan petani,” tandas Dr Wahyu Hidayah, disela menjadi Narasumber FGD

Dr Wahyu Hidayah mengungkap tantangan dan kendala pembangunan pertanian. Seperti keterbatasan lahan pertanian, keterbatasan infrastruktur, keterbatasan sumber daya manusia, ketergantungan pada impor bahan produksi, perubahan iklim, rendahnya kesejahteraan petani dan kebijakan belum optimal.

Tapi kendala tersebut, menurut dia, dapat diatasi dengan paradigma baru pembangunan pertanian. Seperti mengarahkan melalui pembentukan kawasan unggulan saling mendukung atau tidak saling bersaing.

Kemudian membentuk kawasan meliputi kawasan pangan, hortikultura dan perkebunan. Serta dengan pertanian organik, baik tata cara produksi maupun pengolahannya sehingga menghasilkan ramah lingkungan dan aman dikonsumsi.

Dr Wahyu Hidayah  juga menekankan pentingnya menerapkan Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA) Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan, dengan FSVA pemerintah dapat melakukan pengambilan keputusan tepat, penargetan bantuan, melakukan pemantauan dan evaluasi.

Sementara untuk upaya pengendalian inflasi daerah di Kabupaten Kuningan melalui sektor pertanian, diakui Dr Wahyu Hidayah, bahwa Diskatan Kuningan telah melakukan berbagai program kegiatan sebagai langkah strategis. Seperti penguatan CPPD atau Cadangan Pangan Pemerintah Daerah sebesar 14.976 ton beras, monitoring ketersedian pangan, pelaksanaan GPM atau Gerakan Pangan Murah sebanyak 31 kali, pelaksanaan KRPL di 10 desa, penyaluran bantuan pangan, pemantauan harga dan stok pangan serta pemanfaatan pangan beragam, bergizi seimbang dan aman (B2SA) berbasis sumber daya lokal.

“Melalui FGD, Kabupaten Kuningan diharapkan dapat semakin siap menghadapi tantangan dalam sektor pangan dan pertanian, sekaligus menciptakan pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan,” harap Dr Wahyu Hidayah./tat azhari