“Kembangkan UMKM, Dorong Ibu-Ibu Nasabah Mekaar Miliki Usaha Produktif”

KUNINGAN – PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Cirebon bersama Divisi JMT Jasa Manajemen dan TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) menggelar peresmian Program Klaster Maggot dengan tema “Mengubah Sampah Rumah Tangga Menjadi Bermanfaat, Beternak Maggot dengan Sistem Rak Bertingkat”. Acara berlangsung di Pawon Joglo, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, pada Selasa (16/9/2025).

Program ini diikuti 30 peserta yang merupakan nasabah PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) Unit Jalaksana. PNM Mekaar sendiri merupakan layanan pembiayaan modal usaha bagi perempuan prasejahtera pelaku UMKM, yang diluncurkan sejak 2015. Melalui program ini, peserta mendapatkan bantuan peralatan budidaya maggot berupa 25 rak susun, serta satu unit mesin pencacah (chooper) yang akan digunakan bersama.

Pimpinan PNM Cabang Cirebon, Erwin Syafriadi, dalam sambutannya menegaskan bahwa pemberdayaan nasabah menjadi nilai pembeda PNM dibanding perusahaan pembiayaan lain.

“PNM bukan hanya menyalurkan modal, tapi juga melakukan edukasi dan pendampingan. Kami memberikan tiga modal utama, yakni modal finansial untuk usaha, modal sosial sebagai ruang pertemuan antar nasabah, dan modal intelektual melalui pelatihan TJSL,” jelasnya.

Erwin menambahkan, PNM juga membuka peluang perekrutan tenaga kerja perusahaan dari keluarga nasabah lancar. “Penghasilan karyawan PNM sebagai BUMN di atas UMK, sehingga ini bisa menjadi motivasi tambahan bagi keluarga nasabah,” ujarnya.

Camat Jalaksana, Bagja Gumelar, turut mengapresiasi langkah PNM dalam meningkatkan kapasitas ekonomi keluarga. Ia menyebut maggot sebagai komoditas yang berkembang pesat dalam lima tahun terakhir dan terbukti berhasil dibudidayakan oleh berbagai pihak, termasuk BUMDes.

“Budidaya maggot ini biaya rendah, berbahan baku sampah organik, dan pangsa pasarnya luas. Permintaan maggot terus meningkat, baik untuk pakan ayam maupun kebutuhan lainnya,” katanya.

Dukungan akademisi juga hadir melalui Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Nuri Kartini, MT., IPM., AER. Ia menekankan bahwa program ini sejalan dengan misi pengabdian masyarakat kampus. “Selama ibu-ibu mau belajar, mau bertanya, dan mau mempraktikkan, kunci keberhasilan untuk mendapat penghasilan tambahan bisa tercapai,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, peserta langsung mengikuti pelatihan budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) bersama tim UMC. Materi disampaikan oleh Johan yang menjelaskan siklus hidup maggot, teknik budidaya di lahan terbatas, serta potensi ekonominya. Harga terbaru maggot basah disebut mencapai Rp5.000 per kilogram, sementara maggot kering Rp8.000–9.000 per kilogram.

Program ini dirancang untuk berlangsung dengan pendampingan intensif selama tiga bulan. Selain mengurangi sampah organik rumah tangga, budidaya maggot juga diharapkan menjadi sumber pakan alternatif ternak sekaligus menambah penghasilan keluarga nasabah. Target panen ditetapkan dalam waktu empat bulan ke depan.

Dengan adanya Program Klaster Maggot ini, PNM optimistis dapat mendorong perempuan prasejahtera di Jalaksana agar memiliki usaha produktif yang berkelanjutan, sehingga mampu memperkuat ketahanan ekonomi keluarga.

Beberapa bulan sebelumnya, Divisi JMT PNM bersama PNM Cabang Cirebon juga meluncurkan program Pekarangan Bergizi di Cigugur. Nasabah mekar diedukasi cara memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam sayuran, budidaya lele dalam ember, dan membuat pupuk organik, serta penyerahan peralatan media tanam gratis. Setelah 3 bulan berjalan, seluruh peserta berhasil panen lele dan sayuran, untuk konsumsi pribadi bisa juga untuk dijual sebagai tambahan penghasilan. (Bubud Sihabudin)