Menyingkap Peta Merah, Daerah Rawan Bencana di Kuningan
Edisi Khusus: Peta Ancaman Bencana Kabupaten Kuningan
ADA hal yang sering tidak kita sadari: alam selalu berbicara lebih jujur daripada manusia. Ia tidak punya kepentingan, tidak menutupi maksud, tidak pernah berpolitik. Ia hanya mengingatkan berulang, sabar, dan kadang dengan cara yang keras.
Beberapa tahun terakhir, Kuningan tidak lagi berdiri sebagai kabupaten yang aman-aman saja. Hujan yang datang tak tentu arah, angin kencang yang tiba-tiba merobohkan atap rumah warga, air yang meluap di dataran rendah, hingga tanah yang perlahan bergeser di perbukitan bahkan air yang mengering di daerah penuh mata air lereng Gunung Ciremai. Semua ini bukan kebetulan; ini siklus yang semakin sering, semakin dekat, semakin nyata.
Dan di tengah peringatan itu, kita masih melihat pola yang sama: kita sibuk memadamkan api setelah kebakaran terjadi, warga baru waspada setelah longsor menutup jalan, dan media baru ramai setelah air mencapai pinggang. Kita selalu terlambat beberapa langkah dari kenyataan.
Padahal, data resmi sudah jelas: Kuningan bukan hanya indah, tetapi juga rapuh. Kita tinggal di kabupaten yang berdiri di atas perbukitan, dikelilingi aliran sungai, dipayungi Gunung Ciremai, dan menjadi bagian dari lanskap yang hidup serta berubah setiap waktunya.
Kini saatnya pemerintah lebih serius dan warga lebih waspada.
Peta Potensi Ancaman Bencana per Wilayah
- Tanah Longsor & Pergerakan Tanah (Risiko Tinggi)
- Wilayah kecamatan yang harus ekstra waspada terutama saat hujan deras: Cigugur, Kadugede, Karangkancana, Selajambe, Nusaherang, Hantara, Darma, Subang, Cilebak, Ciniru, Ciwaru, & Cimahi.
- Daerah ini memiliki topografi perbukitan, pegunungan dan struktur tanah labil yang membuat kawasan ini paling rentan.
- Banjir
- Terjadi terutama di dataran rendah dan sepanjang aliran sungai besar: Cibeureum, Cibingbin, Cidahu, Luragung, Cimahi.
- Curah hujan ekstrem mempercepat potensi luapan dan aliran deras dari hulu.
- Kekeringan & Kebakaran Lahan
- Umumnya terjadi di: Kuningan bagian barat dan Selatan, Desa-desa dekat kawasan hutan, dan Area pertanian tadah hujan.
- Penting: Anomali yang terjadi bahkan di daerah resapan air menunjukkan risiko yang meluas. Contohnya, wilayah Cisantana yang berada di lereng Gunung Ciremai pun sempat mengalami krisis air. Perhatian khusus harus diberikan pada desa-desa di lereng utara dan timur Ciremai yang secara alami lebih kering selama kemarau panjang, memperbesar risiko kebakaran hutan dan melemahnya sumber air.
- Angin Kencang & Puting Beliung
- Berisiko di seluruh kecamatan Kuningan, terutama pada transisi musim. Badai lokal sering muncul tiba-tiba dan merusak area permukiman.
- Getaran Tektonik / Gempa Minor
- Berlaku di seluruh wilayah Kuningan. Aktivitas sesar regional dapat memicu getaran kecil yang merusak bangunan tua atau tidak standar.
- Bahaya Gunung Api Ciremai (Mitigasi Jangka Panjang)
- Meskipun status gunung saat ini relatif aman (Level I/Normal), Kuningan wajib memprioritaskan pemantauan status Ciremai secara berkala oleh PVMBG. Kesiapsiagaan dan jalur evakuasi harus selalu dipastikan siap untuk risiko geologis terbesar di masa depan.
Apa yang Harus Dilakukan Warga?
- Jika tinggal di wilayah perbukitan (Kadugede, Darma, Selajambe, Karangkancana, dll.)
- Periksa retakan tanah. Hindari area tebing saat hujan panjang. Evakuasi dini jika muncul tanda longsor.
- Jika tinggal di bantaran sungai (Cidahu, Cibingbin, Cibeureum, Luragung).
- Pastikan drainase lancar. Hindari aktivitas di tepi sungai saat debit meningkat. Siapkan tas darurat.
- Untuk seluruh Kuningan.
- Ikuti peringatan BMKG. Perbaiki struktur rumah yang rapuh. Hindari berteduh di bawah pohon saat angin atau petir.
Pemerintah: Saatnya Prioritas, Bukan Formalitas
Apa yang dibutuhkan Kuningan bukan hanya respons setelah bencana, tetapi:
- Pemutakhiran peta rawan bencana berbasis desa
- Pengetatan tata ruang dan bangunan di area berisiko
- Perbaikan drainase secara masif
- Early Warning System yang aktif dan teruji
- Pelatihan evakuasi untuk warga
- Anggaran mitigasi yang dihitung secara serius, bukan simbolik
- Audit izin usaha yang berada di wilayah rawan bencana
Kuningan membutuhkan strategi, bukan sekadar slogan.
Penutup
Kita tidak bisa terus berharap bahwa alam akan selalu memaafkan kelalaian kita. Kuningan bukan hanya tempat tinggal—ini rumah kita. Dan rumah harus dijaga, bukan dibiarkan retak sedikit demi sedikit. Semoga pemerintah bergerak lebih cepat. Semoga warga menjadi lebih waspada. Semoga kita tidak menunggu peringatan yang lebih keras dari alam.
Daftar Pustaka / Referensi
- BMKG Informasi Peringatan Dini Cuaca Jawa Barat https://www.bmkg.go.id/cuaca/peringatan-dini-cuaca.bmkg
- BMKG – Data Iklim dan Curah Hujan Indonesia https://www.bmkg.go.id/iklim
- BNPB – InaRISK Peta Risiko Bencana Kabupaten Kuningan https://inarisk.bnpb.go.id
- BPBD Provinsi Jawa Barat – Laporan Risiko Bencana Tahunan https://bpbd.jabarprov.go.id
- BPBD Kabupaten Kuningan – Data Kejadian dan Wilayah Rawan (Publikasi resmi pemerintah daerah melalui kanal darurat dan laporan kebencanaan
_Sela Waktu
Ageng Sutrisno


Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.