INILAHKUNINGAN- Wildan, Petani Milenial asal Desa Cihirup, Kecamatan Ciawigebang, Kabupaten Kuningan, dilirik Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebagai Calon Penerima Penghargaan Aparatur dan Non Aparatur Berprestasi Jawa Barat Tahun 2025 Kategori Tokoh Muda Inovatif dan Berdaya Saing Tinggi di Sektor Tanaman Pangan.

Senin (23/6), Tim Verifikasi Jabar turun ke Desa Cihirup menemui Wildan. Mereka diterima di Aula Balai Desa Cihirup. IKut menyaksikan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kuningan Dr Wahyu Hidayah dan Kepala Desa Cihirup Tata Suharta.

Kepala Desa Cihirup, Tata Suharta mengungkapkan rasa bangga dan harapannya kepada Wildan yang menjadi wakil desa dalam ajang prestisius ini.

“Desa Cihirup memiliki 170 hektare lahan sawah produktif dan 20 hektare sudah tidak digarap. Di tengah keterbatasan tersebut, kehadiran Wildan sebagai petani milenial adalah kebanggaan bagi kami. Semoga Wildan bisa menjadi inspirasi bagi pemuda lain untuk turun ke sektor pertanian,” harap Tata Suharta

Kepala Diskatan Kuningan Dr Wahyu Hidayah menegaskan pentingnya regenerasi petani sebagai agenda strategis pembangunan daerah dan nasional.
“Kami sangat bersyukur bahwa salah satu binaan kami, Kang Wildan, mendapat perhatian di tingkat provinsi. Ini adalah bukti bahwa program regenerasi petani kami membuahkan hasil nyata,” ungkap Wahyu Hidayah

Ia menambahkan bahwa tantangan di sektor pertanian kini bukan lagi semata soal produksi, tetapi lebih pada kelangkaan generasi penerus.
“Saat ini, sebagian besar petani kita merupakan generasi tua. Kalau tidak segera kita tangani, kita akan menghadapi krisis struktural di sektor pertanian. Krisis ini tidak hanya berdampak pada ketahanan pangan, tapi juga pada keseimbangan ekonomi desa dan kota, serta kedaulatan pangan bangsa,” terang Wahyu.

Sebagai langkah konkret, Wahyu Hidayah menyampaikan bahwa Kabupaten Kuningan telah membentuk 681 anggota Petani Milenial (Petmil) yang terus dibina secara berkelanjutan dari hulu hingga hilir.

“Kami tidak hanya mengajarkan cara menanam, tapi juga bagaimana mengolah dan memasarkan. Kami fasilitasi Petmil Kuningan melalui Pasar Tani Milenial dan Masagi Mart agar hasil pertaniannya bisa langsung diserap pasar dengan harga yang layak. Ini adalah pendekatan holistik agar anak muda melihat pertanian sebagai profesi yang menjanjikan, bukan sebagai pilihan terakhir,” katanya./tat azhari