INILAHKUNINGAN- Efisiensi operasional Perusahaan Air Minum (PAM) Tirta Kemuning Kabupaten Kuningan Tahun 2023, membuahkan hasil. PAM dibawah Plt Direktur Ukas Suharfaputra tersebut, dipastikan sudah mampu mengalokasi pembelian mata air guna optimalisasi, sekaligus pengembangan pelayanan ke masyarakat.

Ukas menegaskan, penambahan air baku PAM sudah harga mati. Ia menyebut kapasitas PAM hanya 617 liter/detik, itu tidak cukup. Meski punya duit untuk pengembangan jaringan, kalau air baku masih diangka tersebut, masyarakat tidak akan terlayani.

“Jadi pengembangan jaringan, harus paralel dengan penambahan air baku,” tandas Ukas, di kantornya, Selasa (28/3/2023), kepada InilahKuningan  

Maka Tahun 2023, Ia akan menginventasir sumber-sumber air baku, lalu Ia memaksakan dengan melakukan penghematan atau efisiensi operasional  untuk membeli sumber mata air.

“Alhamdulillah, dari efisiensi internal, kita bisa menyisihkan Rp3,5 miliar. Jadi kita sudah anggarkan Rp3,5 miliar tahun ini itu, untuk penambahan air baku. Tidak usah kita pinjam ke bank. Sebelumnya kan di agenda mau pinjam dari bank. Kalau pinjam Rp3,5 miliar selama 7 tahun itu, kita harus mengembalikan hampir Rp8 miliar. Babak belur.,” kata dia

Target mata air untuk air baku sendiri sudah ada, di kawasan Sangkeran, Palutungan. Sudah dicek melalui konsultan dari Jakarta melalui satelit. Titik-titik geologisnya, ternyata ada 4 mata air. Yang luar biasa, 4 mata air itu kalau disatukan debit airnya memiliki 900 liter/detik. Yang PAM Kuningan saja sampai saat ini, keseluruhan hanya 617 liter/detik. Jadi kalah jauh dengan mata air di kawasan Sangkeran. “Yang 17 titik awal saja 617 liter/detik. Ini 4 titik sudah 900 liter/detik,” sebut Ukas

Kalau 4 titik mata air baru tersebut sudah dibeli PAM< untuk pembangunan tidak akan sulit karena sudah ada kesiapan investor. “Yang 4 mata air itu, beda-beda titiknya, tapi 1 hamparan atau kawasan. Satu titik ada 476 liter/detik, 1 titik 267 liter/detik, 1 titik lagi 200 liter/detik hingga titik lain 80 liter/detik. Kalau dijumlah total sekitar 900 liter/detik lebih,” sebutnya lagi

Tahapannya, lanjut Ukas, Ia akan membeli mata air tersebut dengan uang hasil efisiensi internal PAM Rp3,5 miliar. “Saya sudah izin membeli ke bupati, dan dintruksikan segera dibeli,” katanya

Meski sudah dibeli PAM, tetap Ia harus menempuh SIPA atau surat izin penggunaan air. Dari BBWS nanti akan mengecek ke lapangan, menentukan berapa% yang harus dipakai PAM. Biasa porsinya 60:40. Artinya, ada porsi 40% tidak boleh diganggu untuk kepentingan masyarakat sekitar./tat azhari