INILAHKUNINGAN- Trend peningkatan produksi beras Kabupaten Kuningan tahun 2025 mencapai 254.124 ton hingga surplus 119.933 ton, tentu ditunjang produksi gabah Kabupaten Kuningan yang juga menembus 396.388 ton Tahun 2025, dengan produktivitas rata-rata 61,75 kuintal per hektar.

“Kinerja ini menegaskan konsistensi peningkatan produktivitas serta efektivitas pengelolaan lahan pertanian,” tandas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kuningan, Dr Wahyu Hidayah, Senin (22/12/2025), kepada InilahKuningan


Menurut Wahyu Hidayah, tren positif produk gabah tersebut, merupakan hasil sinergi antara kondisi agroklimat yang mendukung dan kebijakan pertanian yang terarah. Pola kemarau basah dengan curah hujan relatif stabil mendorong peningkatan indeks pertanaman, sehingga petani memiliki peluang panen lebih dari dua kali dalam setahun.

“Dalam kondisi tertentu, petani bahkan dapat melakukan panen hingga tiga kali dalam setahun. Ini menjadi faktor penting dalam peningkatan produksi tanpa harus membuka lahan baru,” jelasnya.

Selain faktor iklim, Pemerintah Kabupaten Kuningan secara konsisten mendorong peningkatan produksi melalui optimalisasi lahan pertanian, pengembangan irigasi pemompaan dari sumber air sungai, penyediaan alat dan mesin pertanian (alsintan), serta bantuan stimulan pengelolaan lahan untuk mempercepat penambahan luas tanam dan panen.

Capaian produksi tersebut juga mendapat pengakuan di tingkat nasional. Kabupaten Kuningan memperoleh apresiasi dari Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia atas kontribusinya dalam mendukung peningkatan produksi padi di Provinsi Jawa Barat. Secara regional, produksi padi Jawa Barat tahun 2025 tercatat mencapai 10,2 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), sementara produksi nasional mencapai 60,37 juta ton GKG.

“Kontribusi ini menunjukkan bahwa Kuningan memiliki peran strategis dalam menjaga ketahanan pangan Jawa Barat dan nasional,” kata Wahyu.

Di tengah peningkatan produksi dan kondisi surplus, Wahyu memastikan stabilitas harga gabah tetap terjaga dan berpihak kepada petani. Sebagian hasil panen disimpan di gudang petani dan dilepas ke pasar secara bertahap, sehingga tidak menekan harga. Ditambah kebijakan penyerapan gabah oleh Bulog dengan harga Rp6.500 per kilogram GKP (Gabah Kering Panen), harga gabah di tingkat petani tetap stabil.

“Kami memastikan peningkatan produksi berjalan seiring dengan perlindungan pendapatan petani,” tegasnya.

Dengan tren produksi yang terus meningkat, surplus beras yang terkelola dengan baik, serta kebijakan perlindungan harga yang konsisten, Kabupaten Kuningan semakin menegaskan posisinya sebagai daerah penyangga pangan strategis yang mampu menjaga keseimbangan antara ketersediaan pangan dan kesejahteraan petani./tat azhari