INILAHKUNINGAN-  Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat mencatat jumlah penduduk miskin ekstrim Kabupaten Kuningan tahun 2024 sebanyak 131,83 ribu jiwa, dengan prosentase penduduk miskin sebesar 11,88%. Tingkat kedalaman kemiskinan tercatat 2,02%, naik dari 1,87% dari tahun 2023.

“Artinya rata rata penduduk miskin berada lebih jauh dibawah garis kemiskinan dan keparahan kemiskinan tercatat 0,53 naik dari 0,42% ditahun 2023,” sebut Wakil Ketua Fraksi PKS DPRD Kuningan, Kang Yaya, Minggu (29/6/2025), kepada InilahKuningan

Berdasar fakta tersebut, fraksi PKS meminta pemerintah daerah tidak henti untuk melaksanakan analisis mendalam tentang penyebab dan faktor-faktor kemiskinan ekstrim di Kabupaten Kuningan.

Kang Yaya menawarkan konsep implementasikan program-program pemberdayaan ekonomi yang melibatkan penduduk miskin ekstrim. Seperti pelatihan keterampilan, bantuan modal usaha, pembentukan koperasi, dan akses ke pasar serta peluang kerja.

Kemudian peningkatan akses ke pendidikan bagi penduduk miskin ekstrim, termasuk program pendidikan inklusif dan aksesibilitas ke pendidikan pra-sekolah, dasar, menengah, dan vokasional. “Juga, memberikan bantuan pendidikan seperti beasiswa atau subsidi untuk meringankan beban biaya pendidikan,” imbuhnya

Selain itu, pastikan juga akses yang memadai ke layanan kesehatan bagi penduduk miskin ekstrim. Ini mencakup meningkatkan ketersediaan fasilitas kesehatan, pemberian bantuan kesehatan dasar, program imunisasi, pemeriksaan kesehatan, serta edukasi tentang kesehatan dan sanitasi. Memperbaiki infrastruktur dasar seperti jalan, air bersih, sanitasi, dan listrik. Infrastruktur yang memadai dapat membuka aksesibilitas ke layanan publik dan peluang ekonomi, serta meningkatkan kualitas hidup penduduk miskin ekstrim.

“Termasuk tetap melakukan program bantuan sosial yang tepat sasaran dan efektif bagi penduduk miskin ekstrim, seperti program bantuan sosial tunai, subsidi pangan, dan bantuan kesehatan. Program ini harus didukung dengan sistem identifikasi penerima yang akurat dan transparan,” tandas Kang Yaya, mengingatkan

Pengembangan pertanian dan agribisnis, lanjut dia, juga bisa menjadi sumber penghidupan bagi penduduk miskin ekstrim di Kabupaten Kuningan. Pemberian bantuan teknis, pemodernan pertanian, akses ke pasar, dan pembentukan kelompok tani dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.

“Libatkan partisipasi aktif masyarakat, organisasi non-pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan program-program penanggulangan kemiskinan,” pungkas Kang Yaya./tat azhari