INILAHKUNINGAN– Fakta perluasan Kawasan Arboretum, atau Laboratorium Alam PT Puspita Cipta Group, di sisi bawah Kawasan Wisata Arunika Eatrey, Desa Cisantana, Cigugur, mendapat Inspeksi Mendadak Gabungan Komisi DPRD Kabupaten Kuningan, Jumat (19/12/2025). Hasilnya, spekulasi beberapa pihak, yang khawatir terjadi kerusakan lereng Gunung Ciremai, terbantahkan.

Kawasan Exs ladang sayuran, tanpa pepohonan yang dulu ditinggalkan warga karena kesulitan air sekitar Tahun 2014, lalu dibeli menjadi tanah pribadi Direktur Eksekutif PT Puspita Cipta Group H Rokhmat Ardiyan tersebut, di Tahun 2025 ini menjadi banyak pepohonan, lebih hijau.

Bahkan selain memeriksa proses Kawasan Arboretum Suaka Pelindung Hayati bertagline “Merawat Akar, Menjaga Rumah” ini, seluruh Anggota Komisi, yang dipimpin langsung Ketua DPRD Kuningan, Nuzul Rachdy,  juga berkontribusi melakukan penanaman bibit pohon di Kawasan Arboretum milik Puspita Cipta Group ini.

“Kedatangan kami untuk memverifikasi kondisi di lapangan agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi. Termasuk merespons bermacam opini masyarakat. Maka untuk tidak salah membuat kesimpulan, kita lihat langsung ke lokasi,” terang Nuzul Rachdy

Setelah tinjauannya, Politisi Senior PDIP Kuningan tersebut, mengaku belum bisa mengambil kesimpulan final terkait dampak lingkungan. Meski begitu, DPRD mencatat adanya itikad baik dari pengelola H Rokhmat Ardiyan terkait konservasi.

Nuzul mengapresiasi langkah pengelola yang telah menyiapkan 7.000 bibit pohon untuk penghijauan. Ia juga menyoroti penggunaan material ramah lingkungan di infrastruktur, seperti paving block yang memungkinkan air meresap langsung ke tanah. “Saya hanya berpesan agar ada perawatan rutin supaya pori-pori tanah tidak tertutup pasir yang mengeras,” pesan Zul, sapaan akrabnya

Terkait pembukaan akses jalan yang sempat menjadi sorotan publik karena dikhawatirkan memicu limpasan air, Nuzul menjelaskan bahwa jalur tersebut dibuat untuk mempermudah mobilisasi penanaman pohon di area konservasi. “Jalan itu fungsinya untuk mempermudah mobilisasi tanaman. Kita sudah lihat bibit-bibitnya di sana,” jelasnya.

Meski memberikan apresiasi awal, Nuzul menegaskan bahwa fungsi pengawasan DPRD tetap berjalan ketat. Pihaknya akan memanggil manajemen untuk melakukan kajian komprehensif di gedung dewan, termasuk membedah dokumen Studi Kelayakan (Feasibility Study).

“Nanti lebih komprehensifnya tentu kami akan melakukan kajian di DPRD. Kita tadi sudah minta dokumen feasibility study-nya supaya bisa kita kaji secara mendalam,” tegas Nuzul.

Ia pun menitipkan pesan tegas kepada pengelola agar pembangunan infrastruktur penunjang wisata tetap memperhatikan kaidah ramah lingkungan dan tidak merusak ekosistem yang ada.

“Intinya saya minta supaya betul-betul menjaga kelestarian. Kalau bangunan memang tak terelakkan, tapi penunjang lainnya harus ramah lingkungan,” imbau Nuzul./red