Rangkul Trisakti, Tata Kelola Desa Wisata Cibuntu Kuningan Dibuat Profesional
INILAHKUNINGAN- Meski sudah terkenal, Desa Wisata Cibuntu, Pasawahan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, terus diperkuat. Termasuk memperkuat Tata Kelola Desa Wisata.
Melalui Program Aksi Peduli Desa Wisata Untuk Membangun Pariwisata Bersinergi atau Si Dewi Bangun Pagi, Dinas Pariwisata Pemdua dan Olahraga (Disporapar) Kuningan, merangkul Institut Pariwisata Trisakti Jakarta dalam pendampingan.
Pendampingan selama 4 hari tersebut, dimulai Focus Group Discussion (FGD) dengan Narasumber Dr M Husen Hutagalung. Ia membedah materi Transformasi Pengembangan Desa Wisata melalui penguatan karakter Masyarakat Desa Cibuntu.
Dilanjut penyusunan paket wisata oleh Kabid Destinasi Pariwisata Ritto Riswanto MPar, dan diskusi sekaligus praktik penyusunan Itinerary/Tour Quotation bersama Dr Arief Faizal Rachman MT.
Kemudian ada praktik tata boga atau olahan kambing oleh Alifatqul Maulana Mpar, praktik table manner oleh Novita Indah, menyusul praktik olahan snack Kedai Kopi Cibuntu, dan praktik barista.
Tidak hanya itu, pendampingan tata kelola Desa Wisata juga melatih tata graha atau standarisasi homestay bersama Rumah tingal Ibu Iyus Vienna Artina Sembiring, Yustessa Dwiningrat dan Wenda Surya. Terakhir pelatihan Pemandu Wisata Hutan Bambu oleh Dr RMW Agie Pradhipta.
Pj Sekda Kuningan Beni Prihayatno meengaskan, bahwa desa wisata perlu terus dikembangkan dengan pola perberdayaan masyarakat seoptimal mungkin. Maka, pengembangan desa wisata terus dilakukan melalui peningkatan kolaborasi dan sinergitas antar elemen masyarakat.
“Dalam hubungan inilah terlihat sebuah sistem saling terkait antara masyarakat itu sendiri dalam upaya memenuhi kebutuhan wisatawan,” ujar Beni Prihayatno, disela membuka Pendampingan Tata Kelola Desa Wisata Cibuntu
Kepala Disporapar Kuningan Dr Elon Carlan, melalui Kabid Destinasi Pariwisata Ritto Riswanto terus mendorong transformasi kualitas destinasi dan produk wisata agar dapat naik kelas. Si Dewi Bangun Pagi adalah strategi pemberdayaan masyarakat hingga pengembangan usaha komunitas guna mengurangi kemiskinan.
“Pariwisata berkelanjutan tidak mengutamakan jumlah kunjungan, tetapi juga pengalaman berwisata yang bermakna. Diantaranya, mMelalui pengembangan paket atau program wisata, gastonomi, pembenahan homestay dan peningkatan layanan pemandu./tat azhari


Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.