INILAHKUNINGAN- Guna mengatasi kelangkaan pupuk, TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-117 kerjabareng Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Kuningan melatih warga Desa Sukaraja, Kecamatan Ciawigebang, seputar pemanfaatan sampah menjadi pupuk organik, di Aula Desa Sukaraja.

Selain warga, turut mengikuti kelompok tani, penyuluh pertanian dan Babinsa Kodim 0615/Kuningan. Narasumber kompeten ditampilkan. Antara lain Konsultan Mikro Organisme Lokal, Deden Lesmana, dan Konsultan Pertanian Ramah Lingkungan, Sulistio Ipac.  

Dandim 0615/Kuningan Letkol Inf Bambang Kurniawan, menyatakan bahwa pelatihan pemanfaatan sampah menjadi pupuk organik ini merupakan salah satu sasaran non-fisik dari program TMMD ke-117. Selain itu, program fisik juga dilakukan dengan membangun jalan usaha tani sepanjang 1,6 kilometer yang menghubungkan dua desa, termasuk Desa Sukaraja.

“Dengan jalan baru ini, diharapkan hasil pertanian dapat disalurkan lebih cepat dan memberikan kemudahan bagi petani,” kata Dandim

Diakui, situasi saat ini menunjukkan kelangkaan pupuk yang signifikan di Indonesia, terutama dengan hanya 3,5 juta ton dari total kebutuhan pupuk sebesar 13,5 juta ton yang terpenuhi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk perang Rusia-Ukraina yang mengurangi pasokan pupuk karena keduanya merupakan produsen pupuk besar. “Kelangkaan ini menyulitkan petani untuk mendapatkan pupuk di daerah tersebut,” katanya lagi

Rohaendi, Sub Koordinator Bidang Pangan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Kuningan, menyoroti pentingnya berdaya guna dengan menggunakan pupuk organik dari sampah rumah tangga sebagai alternatif. Untuk mengatasi kelangkaan pupuk, DKPP bekerjasama dengan HKTI dalam mengadakan pelatihan ini dan mendorong masyarakat untuk menggunakan sampah sebagai sumber pupuk organik, yang berdampak pada ketahanan pangan untuk generasi mendatang.

Ketua HKTI Kuningan Hanyen Tenggono, menyatakan bahwa HKTI hadir untuk memberikan solusi bagi para petani dan mendukung aspirasi mereka hingga ke pemerintahan pusat. HKTI telah mengalokasikan lahan seluas 1,1 hektar sebagai pusat penelitian bibit-bibit untuk membantu petani di Kabupaten Kuningan.

“Pelatihan pemanfaatan sampah menjadi pupuk organik ini gratis. Tujuan utamanya untuk mensejahterakan para petani dan memajukan sektor buruh tani. Ini sudah komitmen HKTI dalam memberikan kontribusi nyata bagi pertanian masyarakat,” terang Tenggono

Tenggono berharap, sinergitas antara Kodim 0615/Kuningan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, serta HKTI Kuningan dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi pertanian dan kesejahteraan petani di Kabupaten Kuningan./tat azhari