INILAHKUNINGAN- BPP Kecamatan Cipicung  memperkenalkan Biosaka kepada para kelompok tani Sri Mekar 2, tepatnya di Desa Susukan Kecamatan Cipicung. Hadir pada saat praktek pembuatan Biosaka, selain kelompok juga dari petugas pertanian. Yaitu PPL Desa Susukan Alan Ruslan dan Koodinator PPL Toto, serta Ketua Harian Kompos atau Komunitas Pertanian Organik Sejahtera Kuningan, Provinsi Jawa Barat.

Kompos Kuningan Suparjo, ingin mewujudkan program pemerintah Petani Mandiri Pupuk (PMP) sebagai bentuk perhatian di sector pertanian. Salah satunya, pengembangan implementasi Biosaka. Apalagi Biosaka telah terbukti berhasil menekan biaya produksi dalam meningkatkan produksi dan produktivitas di bidang pertanian melalui penggunaan pupuk un-organik,

“Biosaka ini inovasi sukses di Kabupaten Blitar. Inisitornya, Pak Muhamad Ansar, Biosaka telah membuka wawasan bagi para petani dalam menyikapi kebijakan pemerintah yang secara bertahap mengurangi subsidi pupuk an-organik. Alhamdulillah, kami telah menemukan solusinya,” ungkap Suparjo, disela Praktek Pembuatan Pupuk Biosaka Kolaborasi Biotipul, di Desa Susukan, Kamis (23/06/2022), kepada InilahKuningan

Pada  acara praktek pembuatan dan aplikasi penerapan biosaka agar lebih optimal hasilnya, maka dalam implementasi di lapangan bisa dikolaborasiken dengan pupuk  hayati cair unggulan Kabupaten Kuningan. Yaitu Biotipul.

PPL Desa Susukan Alan Ruslan menyebut, bahwa biosaka terbuat dari rerumputan tumbuh di sekitar lahan pertanian yang paling bagus pertumbuhannya. Ia bercerita, , pada saat praktek di kelompok binaannya menggunakan 20 jenis tanaman, yang dicampur dengan air, lalu dihancurkan dengan menggunakan tangan atau diremas, ternyata dapat langsung diaplikasikan di lahan untuk semua jenis tanaman.

“Untuk pemilihan rumput, harus memakai rumput sehat. Tidak tercampur bahan kimia dan harus diketahui masa pertumbuhan rumput berada di fase vegetatif atau generatif,” kata Alan

Koordinator PPL Koordinator Toto menegaskan, bahwa biosaka gratis karena bisa dibuat sendiri dari bahan alam. Tidak diperjual belikan. “Oleh karena itu, para petani diharapkan dapat memanfaatkan pelatihan tersebut sebaik mungkin agar ke depan dapat memetik hasil yang memuaskan,” harap Toto./tat azhari