INILAHKUNINGAN- Produksi mangga di Kabupaten Kuningan terus mengalami peningkatan. Hal diungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten Kuningan Dr. Wahyu Hidayah, disela Bimbingan Teknis (BImtek) Penerapan Good Agriculture Practice (GAP) Mangga di Balai Desa Kutakembaran, Sabtu (22/11/2025)

Bimtek guna peningkatan kualitas dan daya saing mangga Kuningan tersebut, menampilkan Narasumber Pakar, Praktisi, dan perangkat daerah. Mereka mendorong tata kelola budidaya mangga yang lebih modern, higienis, dan berkelanjutan.

Dr Wahyu HIdayah menegaskan, Kabupaten Kuningan memiliki potensi besar sebagai daerah sentra mangga, khususnya di wilayah timur dan utara.

“Hingga tahun 2024, tercatat terdapat 683.810 pohon mangga di Kabupaten Kuningan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 303.417 pohon sudah berproduksi dengan tingkat produktivitas rata-rata 109 kg per pohon. Dengan demikian, total produksi mangga Kuningan pada tahun 2024 mencapai 33.080 ton,” sebut dia

Meski potensinya besar, Ia menilai masih diperlukan penguatan produksi dan kualitas buah. “Penerapan GAP, penguatan manajemen budidaya, serta pelatihan pengolahan hasil mangga merupakan langkah penting agar produk kita semakin bernilai dan mampu bersaing,” ujarnya

Pada Bimtek ini, peserta menerima materi komprehensif mengenai penerapan GAP, meliputi kelayakan lahan dan sanitasi kebun, penggunaan benih unggul terverifikasi, pemupukan tepat jenis–dosis–waktu–cara, pengendalian hama terpadu ramah lingkungan, serta penanganan pascapanen yang benar agar mutu buah tetap terjaga.

Dr Wahyu HIdayah juga menekankan pentingnya penggunaan pupuk organik cair (POC) sebagai bagian dari pola budidaya berkelanjutan. Ia menjelaskan dosis, interval, teknik aplikasi, serta dampaknya terhadap pertumbuhan, ukuran, dan tingkat kemanisan buah.

Penyerahan Bantuan Bibit dan POC

Sebagai bentuk dukungan nyata terhadap pengembangan mangga di tingkat petani, pada acara tersebut diserahkan bantuan sebanyak 266 bibit pohon mangga serta 30 liter Pupuk Organik Cair (POC) yang berasal dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Jawa Barat. Bantuan ini diharapkan menjadi stimulus bagi petani dalam memperluas areal tanam sekaligus meningkatkan produktivitas melalui penggunaan pupuk organik yang lebih ramah lingkungan.

Selain penguatan budidaya, Dr Wahyu Hidayah turut mendorong pengembangan produk olahan mangga. Diversifikasi seperti dodol mangga, puree, sirup, keripik (chips) dan aneka olahan lainnya dinilai mampu menciptakan nilai tambah yang signifikan bagi petani.

“Petani tidak boleh hanya mengandalkan penjualan buah segar. Dengan diversifikasi, pendapatan meningkat dan mangga Kuningan memiliki posisi ekonomi yang lebih kuat,” tegasnya.

Bimtek GAP Mangga ini menjadi momentum penting bagi Kabupaten Kuningan dalam memperkuat sektor hortikultura. Pemerintah daerah melalui Diskatan, bersama pemerintah provinsi, perguruan tinggi, serta pemerintah desa, terus berkomitmen mendampingi petani agar mampu menerapkan praktik budidaya yang modern, sehat, dan berorientasi pasar.

Dengan sinergi yang kuat, mangga Kuningan diharapkan mampu berkembang menjadi komoditas unggulan yang tidak hanya produktif, tetapi juga berkualitas tinggi, aman, dan kompetitif.

Bimtek turut dihadiri Jajaran Bidang Hortibun dan UPTD KPP Garawangi, Ketua Tim Sub Sektor Buah dan Hias Dinas TPH Provinsi Jawa Barat Astutiningsih, Peneliti PKHT sekaligus Dosen Faperta IPB Dr Endang Gunawan; Kepala Desa Kutakembaran Anton Wiradijaya; serta petani mangga dari berbagai kecamatan./tat azhari