Nyunda, Kang Dedi Mulyadi “Hipnotis” Ribuan Kader PUI Kuningan
INILAHKUNINGAN- Ribuan kader PUI Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, terhipnotis pencerahan Budaya Kang Dedi Mulyadi, dalam Seminar Pendidikan dan Kebudayaan bertajuk “Ngamumule Budaya Sunda”, di Halaman Gedung MI PUI Cilimus, Kuningan, Minggu (15/9/2024). Selain itu, ada Narasumber Akademisi Nasional Dr Aa Ade Kadarisman.
Selain seminar, PUI juga melaunching Lembaga Zakat Infaq Sodaqoh (Lazis) PUI. Hasil pengumpulan perdana, mencapai Rp11.800.00. Sebelum 2 giat bergulir, dihelat Doa Bersama Seribu Kader PUI Kuningan untuk Kebaikan Bangsa dan Negara.
“Alhamdulillah, menyerap sekali pencerahan Kang Dedi Mulyadi. Warga PUI jadi tahu betul apa itu budaya sunda. Mulai tatakrama, cara bicara, cara jalan, cara berbusana. Pelajaran ini, harus dimuat di kurikulum PUI,” tandas Ketua Panitia, H Mulyono, didampingi SEkretarisnya H Subuki, kepada InilahKuningan
Menurut Mulyono, Kang Dedi Mulyadi adalah seorang budayawan yang memiliki pemikiran rasional. Orang kalau belum bertemu langsung, mungkin bisa akan miss persepsi, tapi ketika bertemu langsung akan tahu persis bagaimana gagasan idenya untuk membangun masyarakat dengan konsep budaya sunda. “Nyunda banget, keren,” ucap Mulyono
Diakui, pencerahan Kang Dedi Mulyadi telah menghipnotis ribuan kader PUI. Bagaimana menanamkan budaya sunda, menjadi pemimpin tidak hanya harus pintar, tapi harus memiliki kecerdasan emosional. “Jadi PUI harus punya pendidikan satria, jangan sudra,” tandas dia
Kemudian selain seminar, ungkap Mulyono, PUI juga melakukan pengumpulan pertama dari keluarga PUI untuk Lazis PUI. Hasilnya, terkumpul Rp11.800.000. Pengumpulan perdana ini, akan dikembalikan bagi prioritas kesejahteraan guru PUI dan beasiswa.
Tidak hanya Lazis, PUI juga rutin menggelar Gerakan Tabah, atau Tabungan Akhirat. “Sudah sepakat Lazis PUI sendiri, akan menjadi gerakan rutin setiap minggu, berarti 1 bulan 4 kali. Dimana, 3 kali dikelola oleh lembaga pendidikan masing-masing, 1 kali dikelola oleh Lazis PUI, tersentral di kabupaten,” kata Mulyono
Mulyono bersyukur, sejumlah lembaga pendidikan PUI mendapat apresiasi masyarakat. Dari 30 lembaga pendidikan PUI di Kabupaten Kuningan, hamoir semua kekurangan ruang kelas baru. Contoh MI Cilimus, pada Desember 2023 sudah menolak siswa, karena animo masyarakat demikian tinggi.
“Apalagi kalau konsep budaya sunda diterapkan, konsep Kang Dedi Mulyadi, akan menambah daya dukung,” imbuh Mulyono./tat azhari


Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.