INILAHKUNINGAN- Perjalanan Wisata Religi Ziarah Walisongo Jama’ah Al Ikhlas J&J Kuningan ke Makam Sunan Kudus, Kota Kudus, Jawa Tengah berbeda dari sebelumnya. Sebab berada di tengah kawasan perdagangan Kudus, bus jama’ah yang dimotori Owner Wisata J&J Kuningan H Kiki Al Farizi itu, tidak bisa mengakses lokasi.

Bus harus berhenti di Taman Parkir Makam Sunan Kudus. Jama’ah pun harus naik ojeg yang sudah disedia dalam jumlah banyak. Tertib berseragam. Tarifnya Rp10 ribu. Sayang, hampir semua ojeg pengangkut jama’ah kebut-kebutan di jalan, seolah kejar setoran. Sangat membahayakan jama’ah. Harus dievaluasi Kota Kudus nih!

Tiba di Menara Kudus pukul 07.30, jama’ah segera bersuci. Dipimpin Ustad Eman Sulaeman, jama’ah tahlil dan berdo’a tepat di depan Makam Sunan Kudus.

Sunan Kudus sendiri adalah salah satu Walisongo, bernama lahir ulama Ja’far Shodiq. Ia putra Sayyid Utsman Haji dengan Siti Syari’ah (Putri Sunan Ampel).

Pada tahun 1530, Sunan Kudus mendirikan sebuah mesjid di desa Kerjasan, Kota Kudus, yang kini terkenal dengan nama Masjid Agung Kudus, masih bertahan hingga kini, di Alun-Alun Kota Kudus, Jawa Tengah.

Peninggalan lain Sunan Kudus adalah permintaannya kepada masyarakat agar tidak memotong hewan kurban sapi dalam perayaan Idul Adha untuk menghormati masyarakat penganut agama Hindu, lalu mengganti kurban sapi dengan kurban kerbau. Pesan untuk memotong kurban kerbau ini masih banyak ditaati oleh masyarakat Kudus hingga saat ini.

Pada tahun 1550, Sunan Kudus meninggal dunia saat menjadi Imam sholat Subuh di Masjid Menara Kudus, dalam posisi sujud. kemudian dimakamkan di lingkungan Masjid Menara Kudus./tat azhari