J&J Seru! Medan Makam Sunan Muria Manjat Ngebut, Turun Kaki Ngetap 420 Tangga
INILAHKUNINGAN- Jama’ah Al Ikhlas J&J Kuningan terbilang pemberani. Menuju Gunung Muria, Colo, Kota Kudus, Jawa Tengah, sebagai lokasi Makam Sunan Muria, jama’ah disedia medan jalan menanjak manjat, terjal.
Bus jama’ah harus berhenti di Area Parkir Desa Colo, karena Gunung Muria terpencil, tidak bisa ditembus roda empat. Masih ada jalan menantang sekitar 2,5 km menuju lokasi.


Hebatnya, jama’ah Al Ikhlas J&J Kuningan, unjuk berani. Meski naik ojeg, jalan sempit beraspal itu bukan hanya menanjak tajam, tapi memanjat, berkelok, dengan ancaman jurang di sepanjang kiri rute.
Parahnya, keakraban ojeg mayoritas bermotor sport dengan medan bahaya Gunung Muria, membuat mereka terbiasa ngebut tanpa takut. Sedikit saja jama’ah lengah, tidak memegang erat, bisa jatuh di makan jurang. Mendebarkan, tapi seru!
Hati plong, lega pasti dirasakan jama’ah saat tiba di parkiran puncak Gunung Muria. Alhamdulillah selamat. Meski begitu, tantangan jama’ah belum hilang. Usai berziarah di Makam Sunan Muria, jama’ah memilih balik jalan kaki dalam medan terbalik. Yaitu turunan tajam.
Meski sudah dilapis beton lama, turunan Gunung Muria dibuat 2 jenis. Yaitu diawal turunan polos, hanya berskat tipis tembok guna tahanan kaki, dan tap tangga.

Bayangkan, ada sekitar 420 tap tangga dengan tinggi rata 50 cm lebar rata 80 cm. Meski tidak membuat nafas ngos-ngosan seperti halnya memanjat tanjak, tapi kondisi turunan tajam itu, cukup membuat kaki-dengkul terasa mau copot. Hahaa..
Meski begitu, jama’ah bisa cukup terhibur banyaknya pedagang di kanan-kiri sepanjang turunan tajam Gunung Muria.
Sunan Muria sendiri, lahir dengan nama Raden ‘Umar Said, adalah tokoh Walisanga, putra dari Raden Said atau Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh, putri Syekh Maulana Ishaq. Dewi Saroh juga keturunan trah Sultan Malikussaleh Kesultanan Samudera Pasai dari jalur ibu Sultanah Pasai.
Nama Sunan Muria diperkirakan berasal dari nama gunung. Yaitu Gunung Muria, yang terletak di sebelah utara Kota Kudus, Jawa Tengah, tempat Sunan Muria dimakamkan. Sunan Muria wafat pada tahun 1560 M.
Sunan Muria menikah dengan Dewi Sujinah putri Sunan Ngudung, adik dari Sunan Kudus dan Sunan Muria juga menikah dengan Dewi Roroyono Putri Ki Ageng Ngerang dan Nyai Ageng Ngerang. Dari Dewi Sujinah, Ia dikaruniai seorang anak bernama Raden Saridin, Syech Jangkung/Waliyullah Sunan Landoh.
Sedangkan dari Dewi Roroyono dikaruniai 3 anak. Yaitu Sunan Nyamplungan, Raden Ayu Nasiki, dan Pangeran santri. Salah satu putra Sunan Muria paling terkenal ialah Panembahan Pangulu atau Pangeran Jogodipo , yang makamnya berada satu kompleks di Colo./tat azhari

Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.