INILAHKUNINGAN- Polemik pembongkaran Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) Pasangan tua, Haerudin dan Rasih,  warga Dusun RT 01 Kembang Lebak RT 03/01 Desa Linggajati, Cilimus, Kabupaten Kuningan, oleh aparat yang terhenti akibat terkendala dana, hingga mengakibatkan pemilik rumah harus tinggal di tenda dalam kebun, membuat Kepala Desa Linggajati Unang Unarsan, buka suara.

Unang Unarsan mengaku pemilik rumah kini sudah tinggal di rumahnya, meskipun rehab rutilahu belum selesai. “Sampai hari ini sudah teduh, selesai belum. Kalau selesai harus maksimal,” aku dia, Selasa (4/11/2025), kepada InilahKuningan


Rehabilitasi ini, sebenarnya bukan permohonan pemilik ke desa. Rutilahu ini kondisinya mau roboh diperbaiki agar tidak roboh. “Sampai persoalan itu, sudah beres,” kata Unang

Diakui memang finishing rutilahu itu belum. Misal jendela dan pintu masih belum ada, flapon belum. Ditanya pemilik rumah sempat tinggal di tenda dalam kebun, Ia mengakuinya. “Memang sempat tinggal di tenda 1 hari 1 malam. Terus ngeluh ke kita, kita tindaklanjuti ke penanggungjawab, bukan tim desa. Artinya, rehab rutilahu ini spontan dilakukan atas kehendak mereka (tim,red),” kata Unang Sunarsa

Ditanya tudingan Pemdes Linggajati, tidak peduli, Ia membantahnya. Ia mengaku sebenarnya sudah menganggarkan rutilahu 5 warganya. Termasuk Rutilahu milik Haerudin ini. Tapi dananya dianggarkan di perubahan APBDes tahun ini.

“Perubahan APBDes ini kan belum cair, InsyaAllah cair November ini, nanti kita anggarkan. Setiap Rutilahu anggarannya Rp10 juta, kalau 5 rutilahu berarti Rp50 juta. Tapi tiba-tiba belum sampai tempo Perubahan APBDes, sudah ada tim ngamen rutilahu seperti itu,” katanya

Jadi kalau Pemdes Linggajati disebut tidak peduli, salah. Selain mengalokasi Rutilahu Haerudin di APBDes Perubahan, Ia juga menandatangani sedikitnya 10 proposal pencarian dana dari tim penaanggungjawab Rutilahu Haerudin.

“Saya tandatangan, karena niat mulia kita bantu. Tapi bukan program kami, karena program kami belum tempo sesuai anggaran Perubahan APBDes,” terang dia

Jika menunggu perubahan APBDes, perbaikan Rutilahu Haerudin pasti terlebih dulu ada musyawarah. Bukan hanya seluruh perangkat desa, kepala dusun, RW dan RT juga pasti datang. Sehingga meskipun anggaran desa kurang, bisa selesai dengan gotong royong warga.

“Kalau ini kan ngamen. Mungkin dananya kurang,” pungkas Unang Sunarsan./tat azhari