INILAHKUNINGAN- Keluhan warga Dusun II Wana Asih, Desa Randusari, Kabupaten Kuningan atas penderitaan setiap hari dipaksa terus mencium bau busuk menyengat aliran air Bendungan Kuningan, memuncak. Mereka sepakat jika pemerintah tidak mampu menangani bau busuk air Bendungan Kuningan, yang sangat mengganggu pernafasan, mereka menuntut relokasi.

“Keluhan warga terdampak bau busuk menyengat aliran air Bendungan Kuningan, sudah jelas. Mohon segera ditangani, karena sangat mengganggu pernafasan. Terutama warga di lingkungan Dusun Wanaasih, yang berdekatan dengan Sungai Cikaro,” tandas Kepala Dusun II Wana Asih Desa Randusari, Yudi Setiadi, Senin (04/08/2025), kepada InilahKuningan

Selain bau busuk menyengat, juga bising, tentu sangat merugikan warga. Maka, warga memohon pemerintah bisa mengatasi penderitaan warganya ini. Sebab sudah berlangsung lama, atau sejak diresmikannya Bendungan Kuningan oleh Presiden Jokowi 2 tahun lalu. Tapi keluhan bau busuk menyengat aliran sungai Bendungan Kuningan ke Sungai Cikaro ini, tidak kunjung juga mendapat penanganan pemerintah.

Jika pemerintah tidak mampu mengatasi bau busuk menyengat air Bendungan Kuningan yang dibangun Nasional senilai Rp513 miliar itu, maka warga sepakat untuk menuntut relokasi. “Terutama warga di Dusun II Wana Asih ini, ingin mereka direlokasi,” tegas Yudi Setiadi

Yudi Setiadi menggambarkan penderitaan warga Dusun II Wana Asih sejak bau busuk menyengat air Bendungan Kuningan. Banyak warga terganggu pernafasan setiap hari, pulang pergi ke puskesmas, dokter karena merasakan pusing-pusing, mual, tenggorokan sakit hingga mata memerah.

Kalau tidak segera ditangani, bahkan tidak ada relokasi, kesehatan warga Dusun II Wana Asih terancam. Bukan saja berdampak ke manusia, tapi juga hewan menjadi korban.

Diakui dulu kejadian banyak warga sakit akibat bau busuk menyengat air Bendungan Kuningan ini, ditinjau Dian Rachmat Yanuar, dulu masih menjabat Sekda Kuningan. Bahkan, Tim Medis Puskesmas juga turun mengambil sample air. Hasilnya memang sangat tidak layak.

Tapi setelah itu, tidak pernah ada tindak lanjut penanganan. “Dulu semakin besar irigasi dibuka, semakin bau airnya. Warga sakit juga bertambah banyak. Makanya kita minta pintu irigasinya dikecilkan, agar tidak terlalu bau. Meskipun tetap terus mengeluarkan bau busuk menyengat,” tutur dia

Maka warga 4 RT Dusun II Wana Asih Desa Randusari dengan 135 rumah 156 KK dan 433 jiwa sudah sepakat, sangat siap untuk direlokasi. “Baru sebatas kesepakatan warga, belum ke lahan relokasi dibahas desa. Tapi ingin warga meskipun relokasi, lahannya masih di Desa Randusari,” ucap Yudi Setiadi./tat azhari