INILAHKUNINGAN – Setelah lebih dari dua abad berdiri, akhirnya Desa Dukuhpicung, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan, resmi menetapkan hari jadinya pada 11 November 1817. Momen bersejarah ini disambut dengan suka cita oleh seluruh warga desa yang untuk pertama kalinya merayakan milangkala atau HUT ke-208 dengan berbagai kegiatan selama empat hari penuh.

Perayaan berlangsung sejak Sabtu hingga Selasa (11/11) mendatang. Agenda milangkala dirancang pihak Desa supaya meriah, terdapat unsur edukasi sejarah, budaya dan hiburan. Ini menjadi bukti kebersamaan antara pemerintah desa, masyarakat, dan para donatur yang ikut bahu membahu menyukseskan acara. Yaitu gerak jalan sehat dan hiburan, yasinan akbar, ziarah kubur ke makam leluhur, dan istigosah, hingga puncaknya pementasan wayang golek oleh Ki Dalang Khanha Ade Kosasih Sunarya.

Kepala Desa Dukuhpicung, H. Iran Irianto, mengungkapkan rasa syukurnya, karena akhirnya sejarah panjang desa bisa ditelusuri dan dirayakan bersama.

“Alhamdulillah, ini pertama kalinya Desa Dukuhpicung merayakan hari jadi. Saya terdorong karena banyak anak sekolah yang menanyakan kapan berdirinya desa ini?. Setelah delapan bulan penelitian bersama tim, akhirnya kita bisa memastikan bahwa Dukuhpicung berdiri sejak 11 November 1817,” ujar H. Iran.

Penelitian sejarah desa ini dilakukan secara mendalam bekerja sama dengan Pamanah Rasa Institute, hingga menghasilkan sebuah buku berjudul “Sejarah Dukuhpicung: Dari Awal Hingga Masa Kontemporer” yang ditulis oleh Dr. Tendi S.Pd., S.S., M.Hum.

Dari hasil penelitian tersebut, diketahui pula bahwa H. Iran Irianto merupakan Kepala Desa Dukuhpicung ke-23, dan saat ini desa tersebut memiliki lima dusun.

Antusiasme warga begitu tinggi. Mereka tidak hanya hadir, tetapi juga ikut bergotong royong menyediakan konsumsi, panggung hiburan, hingga hadiah doorprize menarik. Sepanjang Jalan Desa yang menghubungkan antar dusun, juga tampak dihias, sejumlah gapura gang juga dipercantik.

Semua dipersiapkan warga desa sekitar sepekan sebelum perayaan milangkala dimulai.

“Antusias masyarakat luar biasa. Semua bahu membahu, baik tenaga, pikiran, maupun materi. Ini wujud kecintaan warga terhadap desanya,” tutur Kades.

Dengan penetapan tanggal 11 November sebagai Hari Jadi Desa Dukuhpicung, pemerintah desa berkomitmen menjadikannya agenda tahunan yang terus digelar sebagai bentuk syukur, pelestarian sejarah, dan penguatan jati diri masyarakat Dukuhpicung.

Meski demikian, penelitian sejarah desa ini akan terus diperdalam, untuk melengkapi pengetahuan dari generasi ke generasi. (Bubud Sihabudin)