INILAHKUNINGAN– Persoalan stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak, masih menjadi momok di Kabupaten Kuningan. Data menunjukan, masih ada 1.341 ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di Kota Kuda ini, yang perlu mendapat perhatian khusus. Hal itu, diungkapkan Wakil Bupati Kuningan Tuti Andriani disela Rapar Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kuningan, di Ruang Rapat Linggajati Pendopo Kuningan.

Diawal arahan, Wabup Tuti mengapresiasi kerja keras dan kolaborasi semua pihak dalam menekan angka stunting di Kabupaten Kuningan. Hingga Kuningan berhasil meraih nominasi ke-2 tingkat Nasional dalam Audit Kasus Stunting (AKS) oleh BKKBN Pusat.


“Kita patut bersyukur, kerja sama semuanya, telah membuahkan hasil nyata. Kabupaten Kuningan berhasil menjadi nominasi ke-2 tingkat Nasional dalam pelaksanaan AKS oleh BKKBN Pusat. Ini bukan hanya penghargaan, tapi bukti bahwa kebersamaan menjadi kekuatan utama kita,” ungkap Wakil Bupati, yang diusung Partai Gerindra Kuningan itu

Diingatkan Tuti Andriani, persoalan stunting harus dipandang secara menyeluruh. Tidak hanya dari aspek gizi, tetapi juga dari pola asuh, sanitasi, dan kepedulian sosial. “Kita ingin memastikan setiap anak tumbuh dalam lingkungan sehat dan penuh kasih,” tandas dia

Pendampingan kepada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) juga harus terus dilakukan. Sebab mereka beresiko melahirkan bayi stunting. Data menunjukkan ada 1.341 ibu hamil KEK di Kuningan, yang perlu mendapat perhatian khusus. “Ini harus menjadi fokus bersama,” tegas Tuti Andriani

Wabup Tuti juga menyoroti pentingnya dukungan fasilitas di lapangan. Jika sarana dan prasarana diperkuat, maka kualitas data dan pelayanan pun akan meningkat.

“Mari kita jemput bola. Jangan menunggu masyarakat datang, tapi hadirkan layanan dengan pendekatan lebih humanis. Kita ingin gerakan penurunan stunting di Kuningan menjadi gerakan sosial bersama, karena yang kita perjuangkan adalah masa depan anak-anak kita,” tandas Wabup Tuti.

Rakor TPPS turut diikuti Pj Sekretaris Daerah Dr Wahyu Hidayah, dan Ketua Tim Penggerak PKK Hj Ela Helayati./tat azhari