INILAHKUNINGAN– Menghadapi musim kemarau, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kabupaten Kuningan meningkatkan kewaspadaan dengan membentuk posko-posko pengawasan dan memperkuat patroli di seluruh wilayah kerjanya.

Langkah ini menjadi tindak lanjut setelah jajaran Perhutani hadir dalam rapat koordinasi pencegahan kebakaran hutan di Auditorium Linggarjati bersama Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), Komisi IV DPR RI, serta para pemangku kepentingan lain.


Administratur KPH Kuningan, Ardhani Cahyaji, mengaku terus memantau 29 ribu hektare lahan hutan yang dikelola. Posko utama ditempatkan di kantor KPH, didukung posko lapangan di setiap Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH).

“Petugas berjaga setiap malam untuk memantau potensi titik api, dan jika ditemukan sumber api, penanganan dilakukan langsung di lokasi,” ujar Ardhani Cahyadi, Kamis (14/08/2025), kepada InilahKuningan

Patroli rutin dilakukan tidak hanya untuk mengantisipasi kebakaran hutan, tetapi juga potensi bencana alam lain. Perhutani telah memetakan titik-titik rawan yang menjadi prioritas pengawasan, dengan fokus utama di kawasan hutan pinus yang sulit ditangani jika terbakar. Meski begitu, pengawasan hutan jati tetap berjalan ketat.

Menurut Ardhani, musim kemarau tahun ini masih tergolong basah karena hujan sesekali turun. Namun, hal itu tidak boleh membuat pengawasan kendor. “Patroli dan penjagaan harus tetap maksimal,” tandas dia

Perhutani juga mengimbau masyarakat agar menghindari pembakaran saat membuka atau membersihkan lahan, karena api yang ditinggalkan bisa cepat merambat ke kawasan hutan, terutama saat angin kencang. Edukasi dan kerja sama lintas sektor terus diperkuat, melibatkan BPBD, TNI, Polri, hingga pemerintah desa, demi mempercepat respon penanganan jika terjadi kebakaran maupun bencana lainnya.

Dengan strategi posko siaga, patroli berkelanjutan, dan kolaborasi semua pihak, Perhutani optimistis risiko kebakaran hutan di musim kemarau tahun ini dapat ditekan seminimal mungkin./Bubud